Selaksa Cahaya Berpendaran

Pipiet Senja #CintaDalamSujudku Menjelang pagi itu ada dua nyawa yang tengah berjuang di ruang operasi RSU Sumedang. Tim dokter yang diperkuat dokter Suebu Bowa, dibantu para perawat telah berjuang pula semampu mereka. Namun, semuanya hanya tunduk kepada Sang Takdir. “Bagaimana keadaan mereka, dokter?” Bimo menyambut Suebu dan Haekal yang beriringan keluar dari ruang operasi. Kedua...

Jika Mau Menikah Carilah Lelaki Batak

 Medio 1974, aku kembali masuk rumah sakit. Aku dan Mak seperti ditakdirkan untuk bergantian diopname. Acapkali kami dirawat satu kamar. Mak dengan macam-macam keluhan, sakit kepala, maag, dan darah tinggi. Sementara aku dengan takdir kelainan darah bawaan. Sekali ini aku sampai berbulan-bulan diopname. Jangan heran  kalau sampai berhari-hari tak ada seorang pun yang besuk. Orang...

Episode Pandemi #24 Dalam Semesta Cinta

Mendadak Batuk 31 Maret 2020 Ternyata tidak semudah saat ditekadkan untuk menulis cathar setiap hari. Terhitung sejak 2 pekan silam, aku baru menulis cathar 4 sesi. Kendalanya macam macamlah. Mulai dari ribet urusan menemani cucu belajar, pergi belanja terpaksa dengan baju macam ninja apalah. Ada satu lagi yang sudah bikin enerji nenek nenek ini lumayan...

Jalan Pagi Bersama Qania #23 Dalam Semesta Cinta

24 Maret 2020 #EpisodeCatatanCintaLansia Suasana di sekitar perumahan saya mulai terasa aneh sejak pekan yang lalu. Lengang dan terkesan kelabu mungkin karena langit sering mendung juga. Kemarin pagi sekitar pukul 06.30 saya ajak Qania keluar rumah. Qania mau sepedahan, belum lama bisa roda dua. Jadi seperti kecanduan tiap saat minta main sepedahan. Urusan begini bisa...

Dunia Miring-Miring #22 Dalam Semesta Cinta

Pipiet Senja Dunia Miring-Miring Kalau diingat ingat lagi, sepertinya sepanjang perjalanan hayatku banyak nian peristiwa luka. Namun, ternyata banyak juga kejadian geli geli sedap, Sodara.  Mulai dari penyakit bawaan, punya suami aneh nyeleneh skizoprenia akut, sering di KDRT, cerai sampai kini menjadi bulan bulanan Cebi. Umur 17, dinyatakan tak ada harapan hidup dengan seabreg komplikasi....

Suatu Hari di Pengadilan Agama #21 Dalam Semesta Cinta

Masih pagi sekali sudah memasuki kawasan perumahan real-estate Grand Depok City. Dari pintu gerbang, setelah turun dari angkot, kupanggil abang ojek agar mengantarku menuju kantor Pengadilan Agama. Melintasi bangunan-bangunan megah dan pepohonan asri, tampak jalanan masih lengang. Sejuk dengan nuansa yang bersih, sejenak menghanyutkan sesak di dada, dan jantungku yang belakangan kerap mengganggu. Setelah melewati...

Jalan Panjang Menuju Pulang

Pipiet Senja Sinopsis Frankie dan Fatin berkenalan di dunia maya. Mereka sering chatt online, saling berkirim foto dan video. Fatin lugu sekali, sangat percaya kebaikan hati Frankie yang mau membeli seluruh aset yang dimilikinya, peninggalan mantan suami. Frankie melamarnya menjadi istrinya, dan memintanya datang ke Belanda. Demi menyelamatkan anaknya dari kejaran keluarga mantan suami, Fatin...

Kemerlip Langitku #20 Dalam Semesta Cinta

Anno, 1993 Setelah operasi pengangkatan kista di rahim, kuputuskan membebaskan diriku dari IUD yang memang sering bermasalah. Kalau bukan rasa nyeri di dinding rahim, tentu menstruasiku berlebihan, tak jarang sampai dua kali dalam sebulan. Umurku 36 tahun saat itu, limpaku membengkak dengan penyakit bawaan yang mengharuskanku ditransfusi secara berkala. Ketika melahirkan dua anak sebelumnya, aku...

Bintang Pun Tersenyum #19 Dalam Semesta Cinta

Bintang Pun Tersenyum Haekal berumur sembilan tahun, kelas empat SD, selalu peringkat pertama. Anak ini melimpahiku dengan banyak prestasi, kebanggaan dan kebahagiaan tak teperi. “Kata dokter, sekarang Mama lagi hamil, Nak,” aku berkata sambil mengusap kepalanya, siang itu sepulang Haekal sekolah. Anak laki-laki yang nyaris tak pernah membuat ibunya bersusah hati itu mengangkat kepalanya, memandangi...

Beruntunglah Ada Si Buah Hati #18 Dalam Semesta Cinta

Anno, 1984 Hari demi hari kulakoni takdirku berdua anakku semata wayang, sebagai seorang ibu, seorang janda, seorang penulis, single parent. Telah banyak air mata tertumpah, maka tak ingin lagi kubuang waktu percuma! Berdua anakku, aku akan mengetuk satu demi satu kantor redaksi, menjajakan karya-karyaku berupa; cerpen, artikel, cerita bersambung dan novelet. Minimal dua kali dalam...